BERITA

Kementerian Agama Raih Rekor MURI untuk Bimbingan Manasik Haji Nasional Hybrid

48
×

Kementerian Agama Raih Rekor MURI untuk Bimbingan Manasik Haji Nasional Hybrid

Sebarkan artikel ini

LENSA-RAKYAT.COM, JAKARTA | Kementerian Agama (Kemenag) meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji Nasional secara hybrid. Acara ini berlangsung secara luring di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, dan diikuti secara daring dari lebih dari 500 titik lokasi di seluruh Indonesia.

Kegiatan ini tercatat monumental, diikuti oleh 1.500 peserta secara langsung dan 141.139 peserta lainnya secara daring dari berbagai penjuru Tanah Air. Capaian ini mencerminkan tingginya semangat dan komitmen masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi ibadah haji, yang dari tahun ke tahun terus meningkat.

banner 970x250

Dalam sambutannya, Menteri Agama menekankan pentingnya memperluas pendekatan dalam bimbingan manasik haji, tidak hanya berfokus pada aspek fiqh semata, tetapi juga memperkaya sisi spiritual dan makna transformasi diri.

“Tidak semua yang maqbul itu mabrur, tapi semua yang mabrur pasti maqbul,” ucap Menag. Beliau mengingatkan bahwa haji yang diterima secara ritual belum tentu membawa perubahan batin, sementara haji yang mabrur—yang membentuk akhlak, ketulusan, dan kepedulian sosial—pasti diridhai oleh Allah SWT.

Tahun ini menjadi momen istimewa karena pelaksanaan ibadah haji bertepatan dengan Haji Akbar, yakni wukuf di Arafah yang diperkirakan jatuh pada hari Jumat. Momentum ini diyakini memiliki keutamaan setara 70 kali haji biasa, di mana doa-doa dikabulkan, ampunan dilimpahkan, dan rahmat Allah mengalir tanpa batas.

“Manfaatkan momen Haji Akbar ini untuk memperbanyak doa, tak hanya bagi diri sendiri, tapi juga untuk keluarga, bangsa, dan umat manusia,” pesan Menag kepada para jemaah.

Cendekiawan Muslim Prof. Nasaruddin Umar turut memberikan tausiyah dalam kegiatan ini. Ia mengajak para jemaah memaknai haji sebagai bagian dari perjalanan spiritual manusia dalam menjalankan amanah kekhalifahan di bumi. Ia mengutip hadits Qudsi dan ayat Al-Baqarah 30 untuk menggambarkan pentingnya dialog antara manusia dan Tuhan, bahkan ketika iblis menolak bersujud kepada Adam, ia pun berdialog dengan Allah.

“Allah mencintai dialog. Sepulang haji, jangan takut berdialog dengan siapa pun, karena dialog adalah tradisi ketuhanan,” tegas Nasaruddin.

Ia juga mengulas kisah Kakbah sebagai rumah pertaubatan pertama di bumi, yang dibangun di Bakkah, dan merupakan replika Baitul Ma’mur—tempat malaikat bertawaf di langit ketujuh. Menurutnya, tawaf adalah bentuk gerakan spiritual yang menggugurkan dosa dan menyatukan diri dengan pusat poros ilahi.

Ia menambahkan bahwa Hajar Aswad, yang dahulu batu putih, berubah warna karena dosa manusia. Kini hanya tersisa tujuh butir seukuran kemiri akibat pencurian, namun kesuciannya tetap tak tergantikan. Nasaruddin juga mengutip pemikiran Ibnu Arabi dari Futuhat al-Makkiyah, yang menyatakan bahwa pahala 100.000 kali lipat tidak hanya berlaku di sekitar Kakbah, tetapi juga di seluruh kawasan Tanah Haram.

Acara ini turut dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi, termasuk Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Dahnil Anzar Simanjuntak, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, serta jajaran dari Kementerian Kesehatan dan Bank Syariah Indonesia, bersama para pejabat eselon II dari seluruh Indonesia, tenaga ahli, dan staf khusus Kemenag.

Dengan terselenggaranya manasik haji skala nasional ini, Kemenag berharap para calon jemaah haji tidak hanya siap secara syariat, tetapi juga dapat meresapi haji sebagai perjalanan spiritual menuju derajat haji mabrur—terutama dalam momentum langka dan penuh keutamaan di tahun Haji Akbar ini.

(Red/Bang Ali)

banner 970x250